Jumat, 23 Oktober 2015

HADITS PADA MASA PENULISAN DAN PEMBUKUAN HADITS SECARA RESMI

KATA PENGANTAR

       Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat  menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya, mungkin kami tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.

       Makalah ini di susun  dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan walaupun masih ada kesalahan.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ustadz. H. Udi Yuliarto,MA yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

        Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada kami dan teman sekelas. Walaupun makalah ini memiliki kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya agar makalah ini dapat menjadi lebih baik.. Terima kasih.






DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PEMBAHASAN
A. Pembukuan Hadith secara Resmi
BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA











BAB I
PEMBAHASAN
A. HADIST PADA ABAD KE 2 HIJRIYAH MASA PENULISAN DAN PEMBUKUAN HADIST SECARA RESMI
          Pada priode ini hadist nabi mulai di tulis dan di kumpulkan secara resmi. Umar bin abdul alazis salah seorang khalifah dari dinasti bani umayah yang mulai memerintah di penghujung abad pertama hijriyah, merasa perlu untuk mengambil langkah-langkah bagi penghimpunan dan penulisan hadist secara resmi, yang selama ini berserakan di dalam catatan dan hapfalan para sahabat dan tabi’in. hal tersebut dirasakannya begitu mendesak karena pada masa itu wilayah kekuasaan islam telah meluas sampai kedaerah-daerah di luar jazirah Arabia, di samping para sahabat itu sendiri, yang hafalan dan catatan pribadi mereka mengenai Hadist nabi merupakan sumber rujukan bagi ahli hadist ketika itu, sebagian besar telah meninggal dunia karena factor usia dan akibat banyaknya akibat peperangan. Dan pada masa itu, yaitu awal pemerintahan Umar bin abdul aziz, Hadist masih belum di bukukan secara resmi.

1. Faktor – factor yang mendorong pengumpulan dan pengkodifikasian Hadis.
Ada beberapa factor yang mendorong Umar bin abd al-azis mengambil dan para pembantunya untuk mengumpulkan dan menuliskan hadist, diantaranya adalah :
         Pertama, tidak adanya lagi penghalang untuk menuliskan dan membukukan hadist, yaitu kekhawatiran bercampurnya hadist dengan alquran ketika itu telah dibukukan dan di sebarluaskan.
          Kedua, munculnya kekhwatiran akan hilang dan lenyapnya karena banyaknya para sahabat yang meninggal dunia akibat usia lanjut atau
          Ketiga, semakin maraknya kegiatan  pemalsuan hadist yang dilatarbelakangi oleh perpecahan politik dan perbedaan mahzab di kalangan umat islam. Keadaan ini apabila di biarkan terus menerus akan setelah melalui seleksi yang ketat yang harus segera di lakukan.
         Keempat, karena semakin luasnya daerah kekuasaan islam disertai dengan semakin banyak dan kompleknya permasalahan yang dihadapi oleh umat islam, maka hal tersebut menuntut mereka mendapatkan petunjuk - petunjuk dari hadist nabi saw, selain petunjuk Al- Qur’an sendiri.
2.Pelaksanaan Kodifikasi Hadis atas Perintah Umar bin Abd al –
    Aziz.
           Umar bin Abd al – Aziz yang memprakarsai pengumpulan hadis secara resmi dan dalam jangkauan yang lebih luas. Hal tersebut dikarenakan posisinya sebagai khalifah dapat memerintahkan kepada para gubernurnya untuk melaksanakan tugas pengumpulan dan pengkodifikasin hadis.
          Abu Bakar Muhammad ibn ‘Amr ibn Hazm ( w. 117 H ), gubernur di Madinah , adalah diantara gubernur yang menerima intruksi Umar bin Abd al – Aziz untuk mengumpulkan hadis. Dalam intruksinya tersebut, Umar memerintahkan Ibn Hazm untuk menuliskan dan mnegumpulkan Hadis yang berasal dari :
a. Koleksi Ibn Hazm sendiri
b. Amrah binti ‘Abd al – Rahman ( w.98 H ), seorang faqih, dan
     muridnya, Sayyidah ‘A’isyah r.a.,
 c. Al – Qasim ibn Muhammad ibn Abu Bakar al – Shiddiq
     ( w 107 H ),seorang pemuka tabi’in dan salah seorang dari Fuqaha
     Yang tujuh.
         Muhammad ibn Syihab al – Zuhri ( w 124 H ), seorang ulama besar di Hijaz dan Syam. Setelah masa Ibn Hazm dan Al – Zuhri muncullah para Ulama Hadis yang berperan dalam menghimpun dan menuliskan Hadis di beberapa kota yang telah dikuasai Islam. Seperti ‘Abd al – Malik ibn “Abd al – Aziz ibn Juraij al – Bashri ( 80-150 H/669 – 767 M ) di Mekah, Malik ibn Anas ( 93-179 H/ 703-798 M ), dan Muhammad ibn Ishaq ( w 151 H / 768 M ) di Madinah, Al – Rabi’ ibn Shabih ( w 160 H ), Sa’id ibn Abi Arubah ( w 156 H ), dan Hammad ibn Salamah ( w 167 H ) di Basrah; Sufyan al – Tsauri ( w 97 – 161 H ) di Kufah; Khalid ibn Jamil al – Abdi dan Ma’mar ibn Rasyid ( 95 – 153 H ) di Yaman; Abd al – Rahman ibn Amr Al – Auza’I ( w 88 – 57 H ) di Syam; ‘Abdullah ibn al – Mubarak ( 118 – 181 H ) di Khurasan ; Hasyim ibn Basyir ( 104 – 183 H ) di Wasith; Jarir ibn Abd al – Hamid ( 110 – 188 H ) di Rei ;’ dan ‘Abdullah ibn Wahab ( 125 – 197 H ) di Mesir.
4. Kitab – kitab Hadis pada abad ke- 2 Hijriah
        Kitab –kitab yang merupakan hasil kodifikasi pada abad ke – 2 H yang masih dijumpai sampaik sekarang dan banyak dirujuk oleh para Ulama adalah :
       a. Kitab Al – Muwaththa’, yang disusun oleh Imam Malik ataspermintaan Khalifah Abu Ja’far al – Manshur.
       b.  Musnad Al – Syafi’I, karya Imam Al – Syafi’I,yaitu berupa kumpulan hadis yang terdapat dalam kitab Al – Umm.
       c. Mukhtaliful Hadis,karya Imam Syafi’I yang isinya mengandungpembahasan tentang cara menrima Hadis sebagai hujjah dan cara mengkompromikan Hadis yang kelihatannya kontradiktif satu sama lain.
        d. Al – Sirat al – Nabawiyyah,; oleh Ibn Ishaq. Isinya antara lain tentang perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW dan peperangan yang terjadi pada zaman Nabi Muhammad SAW.
5. Ciri dan sistem pembukuan Hadis pada abad ke – 2 H
    Di antara cirri kitab hadis yang di tulis pada abad ke – 2 H ini adalah ;
a.  Kitab – kitab Hadis pada abad ini menghimpun Hadis – hadis Rasulullah SAW serta fatwa – fatwa Sahabat dan Tabi’in. Yang hanya menghimpun Hadis – hadis Nabi Muhammad SAW adalah kitab yang disusun oleh Ibn Hazm. Hal ini sejalan dengan intruksi dari Khalifah Umar ibn Abd al – Aziz yang berbunyi ;
لَا تَقْبَلْ إِلاَّ حَدِيْثَ الرَّسُوْ لِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ
      “Jangan lah kamu terima selain dari Hadis Nabi Muhammad SAW”.
b.  Himpunan Hadis pada masa ini masih bercampurbaur antara berbagai topic yang ada, seperti yang mneyangkut bidang Tafsir,Sirah, Hukum, dan sebagainya; dan belum dihimpun berdasarkan topic  tertentu.
c.   Di dalam kitab Hadis pada periode ini belum dijumpai pemisahan antara Hadis yang berkualitass Shahih ,Hasan ,Dhaif;;.
 










BAB II
PENUTUP
Kesimpulan
        Pada priode ini hadist-hadist nabi saw itu mulai di tulis dan dikumpulkan pada masa umar bin abdul aziz dari pemerintaha dinasti bani umayah dan hadist itu di tulis dan di kumpulkan secara resmi pada abad penghujung hijriyah.
        Kemudian adapun factor-faktor di dalam pengkodifikasian ini adalah yang kekhawatiran akan bercampurnya antara hadist dan alqur’an, karena alqur’an pada saat itu sudah menyebarluas, munculnya juga kekhawatiran akan hilang atau lenyapnya hadist tersebit di karenakan pada saat itu juga banyak para sahabat yang telah meninggal dunia, semakin banyaknya pemalsuan hadist yang di latarbelakangi oleh kepentigan politik dan perbedaan mahzab di kalangan umat islam, karena semakin luasnya daerah kekuasaan islam di sertai dengan semakin banyak dan kompleknya permasalahan yang di hadapi umat islam.





DAFTAR PUSTAKA
Nama ; DR. NAWIR YUSLEM, MA. PT SUMBER WIDIYA . 2001


































Tidak ada komentar: